Taman Kamboja Kota Banjarmasin, jumat 26 Juli 2024
BANJARMASIN, Selama 10 hari Lapangan Kamboja Banjarmasin diwarnai kemeriahan lampu-lampu dari wahana permainan anak, aroma berbagai macam kuliner, suara-suara kemeriahan lomba nyanyi anak, hapalan surah anak, dan yang tak kalah menarik buku-buku berbagai macam genre. Tak ketinggalan ada kegiatan bedah buku. Karenanya, event ini disebut “book fair”, meskipun tidak banyak penerbit dan toko buku yang ikut terlibat.
Pihak EO, NOB Rent, menyatakan bahwa mereka telah mencoba menghubungi beberapa penyedia buku (penerbit mayor) seperti Erlangga, Rajawali Press, dll., termasuk Yusuf Agency yang biasa meramaikan kegiatan serupa. Namun, karena persiapan yang cukup singkat, beberapa penerbit dan penyedia buku tersebut urung mengikuti kegiatan yang bernuansa pemajuan literasi tersebut. Untungnya, Gramedia sebagai salah satu toko buku terbesar di Indonesia support kegiatan ini. Ditambah dengan keterlibatan Kampung Buku, sebagai komunitas literasi dan perbukuan di kota Banjarmasin, kegiatan ini masih terasa sedikit nuansa Book Fair-nya.
Kadispersip Kota Banjarmasin, M. Ehsan El Haq, sebagai pendukung utama kegiatan ini menyatakan bahwa event ini murni dilaksanakan EO. Namun demikian, ia menyebut Dispersip sangat mendukung kegiatan ini dan karenanya turut mengisi Event Book Fair dengan sejumlah kegiatan, seperti bedah buku, lomba-lomba terkait literasi anak seperti lomba hapalan al-Quran, dongeng anak, dan lomba mewarnai.
“Kami berharap kegiatan ini dapat berjalan rutin setiap tahun, ke depannya, dan makin baik pelaksanaannya. Makin banyak penyedia buku dan komunitas literasi yang akan dilibatkan. Apapun namanya nanti, book fair ataupun festival literasi. Dan semoga bisa melibatkan pula yang dari luar kota Banjarmasin.” Demikian dinyatakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Banjarmasin.
Hajriansyah, Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin (DK-Bjm) yang juga pengelola Kampung Buku (Kambuk), turut menyampaikan, Kambuk sangat senang dilibatkan dalam kegiatan ini. Pihaknya mendapat dua stand gratis dalam kegiatan ini, sebagai bentuk dukungan pemajuan literasi.
“Kami berterima kasih kepada pihak EO dan Dispersip Kota Banjarmasin karena telah ikut dilibatkan. Kami merasakan betul selama penyelenggaraan ini, antusiasme masyarakat dalam membeli buku dan mengikuti diskusi bedah buku cukup baik. Penjualan buku, dari mereka yang singgah di stand kami, sangat di luar ekspektasi awal. Kami turut senang, bahwa masih banyak orang yang menyukai buku di tengah literasi digital yang makin berkembang saat ini.” Begitu diungkapkan Hajri.
Selama 10 hari event ini, ada 5 kegiatan bedah buku dilaksanakan. Semuanya membicarakan buku-buku karya penulis lokal, seperti di antaranya: Binar Semasa (Kumpulan Cerpen Siswa SMA 1 Banjarmasin), Bahasa Bakumpai (Struktur dan Identitas), Sasirangan Kain (Kuno, Kini, dan Kena), Adat Badamai (Interaksi Hukum Islam dan Hukum Adat pada Masyarakat Banjar), dan buku Ragam Wafak di Kalimantan Selatan.
Selain menghadirkan para penulis buku tersebut, dihadirkan pula para pembedah dari beragam latar belakang, baik para akademisi, budayawan dan pegiat buku. Dalam diskusi (bedah) buku Adat Badamai (Jumat 19/7/2024), penulis buku Prof. Ahmadi Hasan menyatakan bahwa di antara kebijaksanaan lokal masyarakat Banjar adalah Baparbaik atau Badamai.
“Dalam keseharian, kita tentu sudah mengenal dan mungkin pernah melaksanakan adat badamai. Ini adalah bagian dari kearifan lokal kita sebagai Urang Banjar. Kegiatan ini, bagaimanapun juga, tentu memberi manfaat, di antaranya dengan menyosialisasikan hal-hal yang berat untuk konsumsi dunia akademis bagi masyarakat kebanyakan. Dengan demikian, mereka dapat mengenal khazanah budayanya sendiri.” Demikian, sebagaimana dipungkasi oleh Guru Besar UIN Antasari ini.
Event ini akan berakhir pada Minggu (21/7/2024), dan ditutup dengan acara bedah buku Ragam Wafak di Kalimantan Selatan. Yang berminat untuk ikut diskusi, ingin menambah koleksi bukunya atau sekadar ingi